Langsung ke konten utama

best practice penguatan pengawas



OPTIMALISASI PERWUJUDAN LINGKUNGAN ISLAMI DALAM PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA MELALUI PEMBINAAN TERPROGRAM DI SD MUHAMMADIYAH BLIGO 01 UPT DINDIKBUD BUARAN KABUPATEN PEKALONGAN
BEST PRACTISE PENGAWAS SEKOLAH UNTUK MEMENUHI TAGIHAN DIKLAT SUPERVISI BAGI PENGAWAS SEKOLAH
 








DISUSUN OLEH
                                                  ENI ANISAH,S.Pd. 
PENGAWAS TK / SD
UPT DINDIKBUD BUARAN
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN  PEKALONGAN


LEMBAR PENGESAHAN

1.        Judul best practise                        : Optimalisasi Perwujudan Lingkungan Islami Dalam Pendidikan Karakter BangsaMelalui Pembinaan Terprogram Di SDM Bligo 01 UPT Dindikbud BuaranKabupaten Pekalongan
2.            Identitas Peneliti
a.            Nama Lengkap                  :     ENI ANISAH,S.Pd.
b.           NIP                                   :     19651126 198608 2 002
c.            Pangkat / Golongan          :     Pembina / IV a
d.           Jabatan                              :     Pengawas Madya
e.            Provinsi                             :     Jawa Tengah
f.            Kabupaten                         :     Pekalongan
g.           Alamat Kantor                  :     Jl.Raya Ketijayan 739 Buaran Kabupaten Pekalongan 51171



Mengetahui,
Kepala UPT Dindikbud Buaran                 Kabupaten Pekalongan



SRI HARYANTI,SPd.M.Si.
NIP. 19610613 198201 2009
Pekalongan,     September 2012






KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat, taufik dan hidayahNya, best practise yang berjudul “Optimalisasi Perwujudan LingkunganIslami Dalm PendidikanKarakter Bangsa Melalui Pembinaan Terprogram di SDM Bligo 01 UPT Dindikbud BuaranKabupaten Pekalongan.” ini dapat diselesaikan dengan lancar.
Dengan selesainya best practise ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
1.             Kepala UPT Dindikbud Buaran, yang telah memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikannya penelitian tindakan sekolah.
2.             Rekan Pengawas di UPT Dindikbud Buaran, yang telah memberikan semangat dan dorongan sehingga best practise ini dapat terselesaikan dengan baik.
3.             Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan penelitian ini.

Penulis membuka selebar-lebarnya kritik yang konstruktif dan saran-saran demi kesempurnaan karya ilmiah ini.


Pekalongan,    Agustus  2012

         Penulis


                                                              






A.    PENDAHULUAN
1.        LATAR BELAKANG
            ’BEST PRACTICE’’ adalah suatu ide atau gagasan mengenai suatu teknik, metode, proses, aktivitas, insentif atau penghargaan [reward] yang lebih efektif dalam mencapai keberhasilan yang luar biasa di bandingkan dengan tehnik, metode, proses lain. Ide atau gagasan yang dengan pengawasan, dan pengujian yang sesuai, dapat memberikan hasil yang diharapkan dengan lebih sedikit permasalahan dan komplikasi yang tidak terduga. BEST PRACTICE dapat juga didefinisikan sebagai cara yang paling efisien [memerlukan usaha minimum] dan paling efektif [menghasilkan hasil terbaik] untuk menyelesaikan suatu tugas/pekerjaan, berdasarkan prosedur yang berulang-ulang [disampaikan di berbagai tempat] dengan memberikan bukti nyata yang dapat mengubah perilaku sejumlah orang. Meskipun kebutuhan akan peningkatan terus berproses sejalan dengan perubahan waktu dan perkembangan berbagai hal, best practic dipertimbangkan oleh beberapa orang sebagai konsep istimewa yang biasa digunakan untuk menggambarkan proses perkembangan dan mengikuti tata cara standar yang telah ditetapkan dalam melakukan berbagai hal yang dapat digunakan oleh berbagai organisasi untuk kepentingan menajemen, kebijakan dan terutama sistem pembinaan.
         Dewasa ini kita dihadapkan pada fenomena generasi penerus bangsa kita yang terancam kehilangan jati diri. Anak-anak, remaja sampai orang dewasa terlalu mudah mengagumi segala sesuatu yang berbau luar negeri, baik berupa produk barang kebutuhan hidup, produk seni atau bahkan orang-orang tersohor dari luar. Mereka menganggap begitu tingginya nilai segala sesuatu yang berasal dari negera lain. Hal tersebut kemudian membuat mereka cenderung mengikuti arus dan gaya hidup yang juga berasal dari luar tanpa memandang sesuai atau tidak dengan kepribadian bangsa Indonesia sebagai bangsa yang begitu adiluhung, yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan etika ketimuran.
            Yang lebih memprihatinkan, pengikisan jati diri bangsa juga sangat tampak dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat kita lihat dari rasa hormat dan sopan santun siswa terhadap guru yang semakin luntur dari waktu ke waktu. Gaya komunikasi siswa dengan guru 20 tahun silam dengan era sekarang sangatlah berbeda. Jika dahulu siswa begitu menjaga sikap mereka di depan gurunya, lain halnya dengan sekarang. Cara bicara dan tingkah laku siswa terhadap guru semakin kehilangan batas.
            Dari kenyatan di atas kiranya memang sangat perlu apabila para insan pendidikan untuk mencari ramuan sebagai obat dari permasalahan bangsa kita ini. Permasalahan bangsa Indonesia sekarang ini adalah mengenai pergeseran “watak”. Padahal falsafah Jawa mengatakan bahwa “watak” berbeda dengan “watuk”. “Watuk/batuk” bias disembuhkan dengan obat batuk dari dokter, apotek, atau warung-warung sekitar rumah kita, lain halnya dengan “watak/karakter” yang apabila perlu diobati/dirubah akan sulit untuk merubahnya karena memerlukan waktu yang tidak singkat.
Mengutip pernyataan Syauqi Bey pujangga besar Islam kelahiran Mesir yang menyatakan,”Sesungguhnya kejayaan suatu umat (bangsa) terletak pada akhlak/ karakternya, jika itu telah runtuh, maka runtuh pulalah bangsa itu”. Keruntuhan yang dimaksud dalam pernyataan tersebut tentu saja bukan keruntuhan secara fisik tetapi lebih mengarah pada keruntuhan nilai kemanusiaan. Kemuliaan  manusia dari mahluk lainnya terletak pada akhlak dan budi, tanpa itu semua maka manusia akan menjelma menjadi serigala (homo homini lupus) yang tidak segan memakan segala yang baik maupun bathil (homo homini omnes).
            Pendidikan karakter merupakan ramuan atau solusi yang dapat digunakan untuk menguatkan kembali jati diri bangsa yang semakin luntur ini. Pendidikan karakter adalah suatu usaha pengembangan dan mendidik karakter seseorang, yaitu kejiwaan, akhlak dan budi pekerti sehingga menjadi lebih baik. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Pendidikan karakter dapat dimaknai sebagai “the deliberate use of all dimensions of school life to foster optimal character development”.  Dalam pendidikan karakter di sekolah, semua komponen (pemangku pendidikan) harus dilibatkan, termasuk komponen-komponen pendidikan itu sendiri, yaitu isi kurikulum, proses pembelajaran dan penilaian, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran, pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ko-kurikuler, pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan ethos kerja seluruh warga sekolah/lingkungan.     Di samping itu, pendidikan karakter dimaknai sebagai suatu perilaku warga sekolah yang dalam menyelenggarakan pendidikan  harus berkarakter. Pendidikan karakter bukan terletak pada materi pembelajaran melainkan pada aktivitas yang melekat, mengiringi, dan menyertainya (suasana yang mewarnai, tercermin dan melingkupi proses pembelajaran pembiasaan sikap & perilaku yang baik)
Pendidikan karakter merupakan upaya yang harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.
               Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi, dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter (characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti; pelajaran Agama, Sejarah, Pendidikan Kewarganegaraan dan sebagainya.
        Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang. Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ; 321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas pada hal yang sama.
       Oleh karena itu melalui kesempatan ini,  penulis sebagai pengawas sekolah berupaya menjadikan sekolah binaan menjadi sekolah yang berkarakter.




2.        RUMUSAN MASALAH

Sekolah dikatakan tertib apabila semua stakeholder dapat memahami dan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. Antarindividu diperlukan kerja sama yang saling menguntungkan. Peran kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya dalam setiap kegiatan agar dapat contoh, pengarah, pemberi petunjuk praktis dalam pembelajaran (educator), manajemen (managerial), pengadministrasi (administrator), penyupervisi (supervisor), pemimpin (leader), peginovasi (inovator), dan pemotivasi (motivator).
Ada beberapa masalah yang dihadapi di SD binaan, diantaranya kedisiplinan, ketertiban, kenyamanan, dan penggunaan proses pembelajaran yang kurang bervariasi
          Keberhasilan peningkatan kedisiplinan sekolah harus didukung oleh semua pihak. Pembiasaan perilaku disiplin kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya serta peserta didik perlu dibangun secara demokratis dan penuh kekeluargaan. Perhatian dan penghargaan (reword) kepada semua unsur sekolah hendaknya proporsional. Jejaring komunikasi antarunsur sekolah perlu dibangun secara transparan dan akuntabel.
Pelaksanaan proses pembelajaran yang kurang efektif dan kurang efisien harus segera dibenahi. Kepala sekolah dan guru segera menemukan apa akar penyebab kondisi itu. Setelah ditemukan segera dicari solusi terbaik. Secara berjenjang dan bertahap sedikit demi sedikit dilakukan terapi dengan melibatkan semua pihak tanpa menyinggung perasaan setiap individu antar warga sekolah.

3.        TUJUAN DAN MANFAAT

1.      Mengidentifikasi, menyeleksi, dan mengembangkan personal yang mampu mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga
2.      Mendapatkan, mengembangkan dan menempatkan tenaga yang berkualifikasi tinggi pada posisi kunci. Karena Posisi kunci ini sangat penting untuk terwujudnya keberhasilan pendidikan pada umumnya dan peserta didik pada khususnya
3.      Mengidentifikasi permaslahan-permasalahan yang ada (need assesment) baik bagi kepala sekolah, guru, siswa . tenaga kependidikan lainnya maupun sekolah itu sendiri
4.      Menyeleksi dan mengembangkan guru agar mampu mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk menghasilkan kinerja unggul juga
5.      Mengalokasikan sumber daya tenaga yang ada dalam menumbuhkembangkan potensi yang dimilikinya untuk sedapat mungkin tertularkan pada peserta didik
6.      Pembimbingan (coathcing) untuk mempertahankan bagi kinerja guru di sekolah yang berdampak pada peningkatan mutu out put sekolah
7.      Menjalin kemitraan (partnership) dalam melaksanakan kegiatan antar guru, sekolah dan masyarakat
8.      Berkelanjutan (sustainability), harus membawa perubahan yang mendasar di wilayah sekolahnya, antara lain ; legalitas, kebijakan dan sosial yang memiliki potensi reflikasi, kerangka institusional, efisien, transparan dan sistem manajemen yang akuntabel serta dapat membuat. lebih efektif terhadap pengembangan sumber daya manusia


























B.     KAJIAN PUSTAKA


PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA
Karakter adalah watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, berani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada orang lain. Interaksi seseorang dengan orang lain menumbuhkan karakter masyarakat dan karakter bangsa. Oleh karena itu, pengembangan karakter bangsa hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan tetapi, karena manusia hidup dalam ligkungan sosial dan budaya tertentu, maka pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan sosial dan budaya yang berangkutan. Artinya, pengembangan budaya dan karakter bangsa hanya dapat dilakukan dalam suatu proses pendidikan yang tidak melepaskan peserta didik dari lingkungan sosial, budaya masyarakat, dan budaya bangsa. Lingkungan sosial dan budaya bangsa adalah Pancasila; jadi Pendidikan Karakter Bangsa haruslah berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, mendidik karakter bangsa adalah mengembangkan nilai-nilai Pancasila pada diri peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan fisik.
Pendidikan adalah suatu usaha yang sadar dan sistematis dalam mengembangkan potensi peserta didik. Pendidikan adalah juga suatu usaha masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik di masa depan. Keberlangsungan itu ditandai oleh pewarisan budaya dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Oleh karena itu, pendidikan adalah proses pewarisan budaya dan karakter bangsa bagi generasi muda dan juga proses pengembangan budaya dan karakter bangsa untuk peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan bangsa di masa mendatang. Dalam proses Pendidikan Karakter Bangsa, secara aktif peserta didik mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Berdasarkan pengertian karakter bangsa dan pendidikan yang telah dikemukakan di atas maka Pendidikan Karakter Bangsa dimaknai sebagai pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa pada diri peserta didik sehingga mereka memiliki nilai dan karakter sebagai karakter dirinya, menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan dirinya, sebagai anggota masyarakat, dan warganegara yang religius, nasionalis, produktif dan kreatif.
Atas dasar pemikiran itu, pengembangan pendidikan karakter sangat strategis bagi keberlangsungan dan keunggulan bangsa di masa mendatang. Pengembangan itu harus dilakukan melalui perencanaan yang baik, pendekatan yang sesuai, dan metode belajar serta pembelajaran yang efektif. Sesuai dengan sifat suatu nilai, Pendidikan Karakter Bangsa adalah usaha bersama sekolah; oleh karenanya harus dilakukan secara bersama oleh semua guru dan pemimpin sekolah, melalui semua mata pelajaran, dan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari budaya sekolah.



















C.    PEMBAHASAN MASALAH
1.    Hasil kegiatan sebelumnya
Penulis diangkat sebagai pengawas sekolah sejak Desember 2008. Sebelumnya penulis adalah seorang guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah di SDN Pagumenganmas. Pertama kali penulis diangkat sebagai pengawas sekolah di kecamatan Buaran Kabupaten Pekalongan dengan daerah  binaan gugus P/Diponegoro yang meliputi SDN Coprayan, SDN Sapugarut, SD Muh Bligo 01, SDN Bligo, ,. Salah satu kompetensi seorang pengawas sekolah adalah melaksanakan supervisi dan pembinaan di sekolah. Segala aktivitas yang dilakukan diharapkan dapt meningkatkan mutu sekolah dan pendidikan secara umum baik dari segi pengelolaan maupun dalam pembelajaran. Sehingga tercipta iklim yang baik.
Berdasarkan hasil pembinaan penulis dan pengawas yang lain salah satu SD yaitu SDM bligo 01 terpilih sebagai sekolah yang berkarakter ditingkat kecamatan
Mulai bulan januari 2009  sampai sekarang penulis mendapat daerah binaaan yang  yaitu Gugus P/Diponegoro kecamatan Buaran Sesuai hasil diklat supervisi pengawas sekolah adalah melaksanakan pembimbingan penerapan karakter bangsa. Untuk sekolah  binaan yang penulis pilih adalah SD Muh.Bligo 01 dan SDN Bligo
D.    SMPULAN DAN EKOMENDASI

SIMPULAN

DI SD Muh. Bligo 01 berdasarkan pembinaan terprogram dari pengawas dabin menunjukkan kemajuan yang pesat baik akademik maupun non akademik . Sekolah tersebut  berkarakter , sopan santun, bersih, rapi,nyaman,dan disiplin.
Proses pembelajaran,manajemen dan sarpras baik . Dalam pengelolaan  dan pengadaan sarpras melibatkan berbagai pihak.yaitu orang tua murid, komite dan alumni

REKOMENDASI

SD Muh Bligo 01 hendaknya dapat mempertahankan hubungan baik antara sekolah dengan pihak lain ( orang tua murid, komite sekolah, alumni dan donatur lainnya )untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Komentar


  1. Karya anda memotivasi orang lain yang ingin belajar membuat best practice.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Pelaksanaan EDS

LAPORAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN EDS OLEH PENGAWAS TAHUN 2013 Oleh: ENI ANISAH ,S.Pd Pengawas Sekolah Dasar UPT Dindikbud Kedungwuni Kab.Pekalongan KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH 2013 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................1 DAFTAR ISI      ............................................................................................... 2 KATA PENGANTAR      ................................................................................ 3        BAB I       PENDAHULUAN      .................................................................... 4        A.     LATAR BELAKANG      .........................................

Perkembangan Kurikulum di Indonesia

PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA Kurikulum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perangkat mata pelajaran yang diajarkan pada lembaga pendidikan. Adapun cakupan kurikulum yang berisikan uraian mata pelajaran yang terdiri atas beberapa mata pelajaran yang disajikan secara kait mengait. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa, pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan, dan kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diverifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Dalam proses pembelajaran, kurikulum merupakan salah satu komponen yang sangat penting, selain guru, sarana dan prasarana pendidikan lainnya. Oleh karena itu kurikulum digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pendidikan dan sekaligus sebagai salah satu indikator mutu pendidikan sejak Indonesia merdeka tahun 1945 sampai sekarang tahun 2013,...

Best Practice

Best Practice ENI ANISAH,S.Pd Pengawas TK/SD UPT Dindikbud Buaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan MERAIH LEBIH MUDAH DARI PADA MEMPERTAHANKAN? Pengalaman nyata dan berharga pasti tak terlupakan.Saya pengawas TK/SD gugus P.Diponegoro TK/SD gugus P.Diponegoro UPT Dindikbud Buaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pekalongan yang bertugas sebagai pengawas TK/SD sejak tanggal 30 Desember 2008. Daerah Binaan antara lain sdn coprayan sebagai SD Inti,dan sebagai SD Imbasnya antara lain SDN Bligo,SDN Sapugarut,SD Muh Bligo 01,TK PGRI Coprayan,TK Aisiyah Bligo 01,TK Aisiyah Bligo 02,TK Desa Bligo,TK Assakinah Sapugarut,dan TK Muslimat Coprayan. Dari 10 satuan pendidikan tersebut,sebagian besar guru&kepala sekolahnya sudah bersertifikat pendidik dan ada yang masih mengikuti tes kompetensi pendidikan sebagai seleksi awal peserta sertifikasi 2012 Dalam melaksanakan tugas seorang pengawas dituntut menguasai TUPOKSI pengawas.Oleh karena itu...